![]() |
Mbah Darto sedang melatih tari orang Prancis di Sanggar Gading Wulung |
Mbah
Darto, Pelukis Wayang balik kampung dengan hidup sederhana di Randublatung
JEJAK LANGKAH - Waktu
itu aku ingin sekali bermain ke Blora untuk bersilaturohim dengan Mbah Sudarto,
Seorang Seniman Lukis wayang karyanya sudah banyak di koleksi oleh para tokoh
di antaranya Gus Dur, Susilo Bambang Yudhoyono dan lain sebagainya. harapan
bisa berkunjung untuk belajar tentang semua hal dari beliau.
Pagi
mulai cerah, kali ini perjalananku ke Blora di temani sama Alief Irfan Choiri,
dia tinggal di Pondok Pesantren Manbail Huda aslinya dari Bojonegoro. Kami
berdua mempunyai minat yang sama di dunia seni dan sastra. sehinga ketika aku
ajak ke rumah mbah Sudarto, tanpa berfikir panjang lebar langsung berangkat.
kami berdua menaiki sepedah motor dari
Kecamatan Jenu menyusuri ke arah jalan dengan pemandangan yang indah, naik
turun bukit medan yang harus kami lewati.
Aku
dulu sudah pernah melewati jalur ini, namun memang sudah lama jadi harus sambil
mengingat. perjalanan kami lanjutkan menuju
jalur melewati kecamatan Montong. kemudian memasuki kawasan Air Terjun
Nglirip di Kecamatan Singgahan, kami berdua berjalan pelan sambil menikmati pemandangan indah. Air
terjun yang lumayan besar ini menjadi destinasi wisata alam andalan di
Kabupaten Tuban. banyak cerita legenda di tempat ini.
Perjalanan
kami lanjutkan melewati persawahan yang sangat subur. aku baru tahu betapa
bagusnya potensi pertanian disini sampailah di Desa Banyu Urip. Sepedah harus
aku kendalikan dengan hati-hati karena medannya naik turun, dengan medan yang curam. setelah
melewati desa ini memasuki kawasan kecamatan Padangan kemudian masuk di
Kecamatan Cepu.
Selanjutnya
kami menuju ke kecamatan Randublatung sesampainya di pertigaan pusat kecamatan. ku keluarkan handphone kemudian, hubungi mbah Sudarto
"Assalamu'alaikum mbah saya sudah sampai di pertigaan Randublatung. selanjutnya
arahnya kemana mbah," langsung ku kirim
tak
selang beberapa lama ada balasan, " oh ya kamu belok saja ke kanan ke arah
utara menuju sampai di depan Bali Desa Wulung. di depannya rumah saya."
Kemudian
aku balas, " Injeh siap mbah."
Aku
dan Mas Alief kembali mengendarai sepedah motor menuju ke Balai Desa Wulung. tak berlangsung lama kami
berdua sudah sampai di depan Balai Desa Wulung.
melihat ke arah timur terlihat sudah ada Mbah Sudarto yang sudah menunggu kami
sejak tadi. " Lho Unyil sudah datang mari-mari ayo di bawa sepedahnya
rumah saya masih ke dalam lagi," ujar mbah Darto. Unyil adalah sapaan untukku karena beliau tahunya saya unyil
ketika di media sosial.
Hati
kami berdua lega, akhirnya sampai juga di rumah mbah Sudarto. aku sudah ke 3
kalinya berkunjung ke Randublatung namun baru kali ini mengendarai sepedah
motor, biasanya naik bus. Namun berbeda dengan Mas Alief dia baru pertama kali
ke Randublatung ini dan pertama kalinya juga bertemu dengan mbah Darto.
Dengan
antusias kami mendengarkan cerita dan candaan Mbah Darto. sambil di tunjukkan
kenangan foto yang tersisa dan bukti kenangan kejayaan di jaman mudanya
dulu. Terkadang membuatku berfikir keras
dan kasian, Namun ini sudah menjadi pilihan mbah Darto untuk memutuskan kembali
ke daerah asalnya.
Mbah
Darto dulunya mengenyam dan menekuni di bidang seni. sekolah di Solo kemudian
melanjutkan di Akademi Karawitan. sehingga memutuskan untuk merantau ke Jakarta
mengembangkan dunia seni. Sempat mengajar Ekstra tari di berbagai sekolah di
Jakarta dan nama Mbah Darto sudah mulai di kenal. Selain keahlian di bidang
tari beliau juga mewarisi bakat turun temurun melukis wayang. sehingga banyak
pula karya lukisan wayangnya beliau yang di minta oleh banyak para tokoh.
seperti KH. Abdurrohman Wahid, Susilo Bambang Yudhoyono, WS. Rendra, KH Aqil
Siroj dan masih banyak tokoh dan perusahaan yang meminta karya lukisan wayang
beliau.
Saking
banyaknya Lukisan yang di bawa para tokoh pada tahun 2005. Mbah Darto di mintai
untuk membuat Pameran Lukisan wayang karyanya, Sehingga pada saat itu karena
lukisan yang ia punya tidak banyak, karena banyak para tokoh yang memesan dan
langsung di buatkan tanpa harus mengoleksi sehingga menerima tawaran tersebut.
Kemudian Mbah Darto menyelenggarakan Pameran Lukis Wayang dengan meminjam lukisan-lukisan yang
ada di para tokoh. Pameran tersebut di laksanakan di Hotel Kota Semarang.
Pameran pada saat itu di buka langsung oleh Bapak Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono.
![]() |
Dokumentasi Pameran Lukisan wayang yang di hadiri Bapak Presiden SBY |
Setelah
Kegiatan Pameran itu nama Mbah Darto semakin di kenal oleh banyak kalangan.
membuat mbah Darto harus sering berpindah pindah kota karena memenuhi pesanan
lukisan wayang. hingga pada saatnya menurut penuturan mbah Darto. keadaan sudah
mulai kacau uang juga tiba tiba sering tidak tahu hilangnya kemana dan istri
beliau juga meminta untuk cerai. setelah kejadian itu terjadi membuat beliau
berfikir dan memutuskan untuk kembali ke Randublatung.
Jadilah
akhirnya mulai hidup kembali di Desa Kelahiran. Namun, Perbedaan lingkungan
membuat pemasukan mbah Darto tidak lagi seperti di Kota. Hari tuanya beliau
habiskan untuk kembali mengajar tari disini, namun memang sudah banyak juga
anak didiknya yang sudah besar sehingga menjadi pelatih tari di kecamatan
Randublatung.
Kemudian
Mbah Darto bersama para seniman dan para penggiat seni di Desa Wulung. membuat
sebuah Sanggar Kesenian di Desa Wulung. Keadaan Mbah Darto di hari tua memang
bagi kami sangat mengenaskan. betapa tidak ini beliau sekarang tinggal di rumah
kecil yang tidak miliknya. Namun, ketenangan batin Mbah Darto sangatlah nyaman
tidak resah lagi seperti dulu. Namun, untuk biaya kebutuhan hidupnya pun beliau
sudah tak produktif seperti dulu. hanya mengandalkan dari pemberian murid dan
keluarganya. terkadang mengajar itu pun terkadang tak seberapa. Makan
sehari-harinya di beri oleh keluarganya Insya allah bernama Mas Edi.
![]() |
Aktifitas di hari Tua yang tak mau kalah dengan yang muda |
Kesederhanaan
beliau yang membekas di hati kami. membuat hati kami terketuk untuk berdo'a
semoga beliau di beri kesehatan selalu dan keberkahan dalam hidup. kemana-mana
beliau naik sepedah ontel memang selain irit tidak mengeluarkan bensin. beliau
juga hanya memiliki sepedah ontel tercinta. Penuturan beliau hitung hitung
sambil olah raga. di usianya yang sudah tidak muda lagi. berkeliling memberi
semangat menebarkan jiwa kesenian dan ilmu pramuka yang masih iya pegang teguh
hingga sekarang. Kesehariannya aktif di media sosial membagikan motivasi
tentang kesenian dan pramuka. aktif membagikan informasi kegiatan dan membuat
sebuah komunitas group pramuka online.
Antusias
dan fokusnya kami mendengarkan cerita, kami pun tidak terasa waktu sudah mulai
malam sehingga, saya dan mas Alief memutuskan untuk beristirahat di rumah Kak Joko
Parto. Besok paginya kami brdua berpamitan pulang, sebelum pulang mampir dulu ke rumah Mbah Darto, ternyata Kak Parmik
kawan yang pernah main ke Tuban. mengabari kalau mau bertemu sehingga kami
terhambat untuk pulang lebih awal.
Kemudian
kami di bujuk rayu, mumpung sudah di Randublatung. kamu ya sekalian mampir ke
Padepokan Samin. Awalnya kami berdua berfikir wah jika kami harus mampir lagi bisa semakin malam
pulangnya. ya sudah karena sudah disini kapan lagi bisa berkunjung ke Samin yang adatnya masih melekat hingga sekarang.
16
Juli 2018, Blora
Cerita
di Padepokan Samin, nantikan lanjutan ceritanya ya ☺
Posting Komentar
Posting Komentar