![]() |
Balai Desa Kradenan |
Desa Kradenan terletak di kecamatan Palang Kabupaten Tuban Provinsi
Jawa Timur, yang mana Desa Kradenan terdiri
dari dua dusun yaitu, Dusun Kradenan dan Dusun Karangrejo. Di Dusun Kradenan sendiri
terdapat dua RW yaitu RW 1 dan RW 2, RW 1 sendiri terdapat 4 RT dan RW 2 juga
terdapat 4 RT. Sedangkan di dusun Karang Rejo hanya terdiri dari satu RW yaitu
RW 3 yang mana terdapat 6 RT. Desa Kradenan yang letaknya di daerah pantura
sangat kental dengan budaya nelayan seperti sedekah laut, dan lain-lain. Mayoritas
masyarakat Desa Kradenan berprofesi sebagai nelayan yang mana biasanya identik
dengan suara dan watak yang keras, akan tetapi lain halnya dengan masyarakat di
desa ini, desa yang memiliki masyarakat mayoritas nelayan ini ternyata sifat
dan karakternya sangat santun, bisa di buktikan ketika kami berpapasan dengan
masyarakat, setiap orang yang kami sapa pasti akan membalas dengan sapaan dan
senyuman, sehingga menjadikan kami semakin percaya bahwa tidak semua masyarakat
nelayan itu mempunyai watak dan karakter yang keras.
Sejarah Desa Kradenan menurut beberapa narasumber yang kami temui
salah satunya Mbah Suud, nama “Kradenan” berasal dari kata Raden. Dahulu ada
seorang raden yang bernama Raden Galuh. Dialah orang yang pertama kali babat
alas di wilayah yang berdampingan dengan wilayah kekuasaan mbah Ibrohim
Asmoroqondi yang mana terdapat di desa Gesikharjo Palang. Mereka berdua
bersama-sama ditugaskan untuk menyebarkan agama Islam di dua wilayah tersebut, Raden
Galuh di tugaskan untuk menyebarkan Agama Islam di wilayah sebelah barat,
sedangkan mbah Asmoro Qondi ditugaskan di wilayah sebelah timur, oleh sebab itu
wilayah barat diberi nama desa Kradenan karena yang pertama kali babat alas di
wilayah ini adalah seorang Raden. Menurut Mbah Suud salah satu barokah Raden
Galuh adalah setiap orang akan cepat betah tinggal disini ketika sudah menyentuh
airnya desa Kradenan. ” wes toh dek pokok nek ono wong anyar na kene la katek
durung krasan kapan wes mambu banyune Kradenan di jamin 3 dino wes Krasan mulo
sampean mumpung na kene ojo lali amet utowo tawasul marang seng mbau rekso deso
iki salah sijine yo Raden Galuh iki” ujar beliau dalam bahasa jawa.
Kami satu kelompok juga menyaksikan dan merasakan apa yang di
sampaikan oleh Mbah Suud tadi, dalam kurung waktu kurang lebih 3 hari kami satu
kelompok sudah krasan semua, tapi sayangnya petilasan atau makam yang di sebut-sebut
masyarakat Raden Galuh itu sampai sekarang belum ada yang menemukan. Cerita ini di himpun bersama teman-teman KKN STITMA Tuban yang berada di Desa Kradenan Kecamatan Palang Kabupaten Tuban.
Posting Komentar
Posting Komentar