-->

Ads 720 x 90

Sejarah Desa Kradenan Kecamatan Palang, Menurut Versi Mbah Suud - JEJAK PUTU LANANG

Balai Desa Kradenan 

Desa Kradenan terletak di kecamatan Palang Kabupaten Tuban Provinsi Jawa Timur,  yang mana Desa Kradenan terdiri dari dua dusun yaitu, Dusun Kradenan dan Dusun Karangrejo. Di Dusun Kradenan sendiri terdapat dua RW yaitu RW 1 dan RW 2, RW 1 sendiri terdapat 4 RT dan RW 2 juga terdapat 4 RT. Sedangkan di dusun Karang Rejo hanya terdiri dari satu RW yaitu RW 3 yang mana terdapat 6 RT. Desa Kradenan yang letaknya di daerah pantura sangat kental dengan budaya nelayan seperti sedekah laut, dan lain-lain. Mayoritas masyarakat Desa Kradenan berprofesi sebagai nelayan yang mana biasanya identik dengan suara dan watak yang keras, akan tetapi lain halnya dengan masyarakat di desa ini, desa yang memiliki masyarakat mayoritas nelayan ini ternyata sifat dan karakternya sangat santun, bisa di buktikan ketika kami berpapasan dengan masyarakat, setiap orang yang kami sapa pasti akan membalas dengan sapaan dan senyuman, sehingga menjadikan kami semakin percaya bahwa tidak semua masyarakat nelayan itu mempunyai watak dan karakter yang keras.

Sejarah Desa Kradenan menurut beberapa narasumber yang kami temui salah satunya Mbah Suud, nama “Kradenan” berasal dari kata Raden. Dahulu ada seorang raden yang bernama Raden Galuh. Dialah orang yang pertama kali babat alas di wilayah yang berdampingan dengan wilayah kekuasaan mbah Ibrohim Asmoroqondi yang mana terdapat di desa Gesikharjo Palang. Mereka berdua bersama-sama ditugaskan untuk menyebarkan agama Islam di dua wilayah tersebut, Raden Galuh di tugaskan untuk menyebarkan Agama Islam di wilayah sebelah barat, sedangkan mbah Asmoro Qondi ditugaskan di wilayah sebelah timur, oleh sebab itu wilayah barat diberi nama desa Kradenan karena yang pertama kali babat alas di wilayah ini adalah seorang Raden. Menurut Mbah Suud salah satu barokah Raden Galuh adalah setiap orang akan cepat betah tinggal disini ketika sudah menyentuh airnya desa Kradenan. ” wes toh dek pokok nek ono wong anyar na kene la katek durung krasan kapan wes mambu banyune Kradenan di jamin 3 dino wes Krasan mulo sampean mumpung na kene ojo lali amet utowo tawasul marang seng mbau rekso deso iki salah sijine yo Raden Galuh iki” ujar beliau dalam bahasa jawa.

Kami satu kelompok juga menyaksikan dan merasakan apa yang di sampaikan oleh Mbah Suud tadi, dalam kurung waktu kurang lebih 3 hari kami satu kelompok sudah krasan semua, tapi sayangnya petilasan atau makam yang di sebut-sebut masyarakat Raden Galuh itu sampai sekarang belum ada yang menemukan. Cerita ini di himpun bersama teman-teman KKN STITMA Tuban yang berada di Desa Kradenan Kecamatan Palang Kabupaten Tuban. 

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter