![]() |
Bersilaturohim dengan Mbah Lasiyo dari Samin ( Dok. Fasta ) |
Tidak terduga, di ajak
mampir ke Pendopo Sedulur Sikep Samin Karangpace Blora
JEJAK LANGKAH - Hari sudah
mulai pagi, suara adzan shubuh berkumandang. Tak terasa hari sudah pagi saking
serunya setelah tadi malam berbincang mendengarkan petuah dengan Mbah Darto, di
lanjut berbincang di kediaman Kak Joko Parto. Banyak hal yang menarik ketika
kami berdua berkunjung di Kecamatan Randublatung Kab. Blora.
Pagi setelah sholat shubuh
dan ngobrol di temani teh hangat.
Alhamdulillah mendapat rejeki hidangan makan pagi. Memang inilah berkahnya
silaturohim. Setelah bersantap makan. Karena Kak Joko aktifitas paginya
sehari-hari mengajar di SD jadi kami memutuskan berdua setelah bersih diri
berpamitan pulang.
Aktifitas masyarakat pagi
hari sudah mulai kami menyusuri jalan menuju ke rumah Mbah Darto kembali untuk
memohon ijin pamit kembali ke Tuban. Waktu terlalu pagi mumpung masih disini
kami menyusuri jalan dan berkeliling melihat aktifitas dan tempat-tempat di
Randublatung. Setelah rasa cukup berkeliling kami kembali pamit ke rumah Mbah
Darto.
Ternyata Mbah Darto baru
bangun tidur, kami berdua jadi ndak enak karena tadi malam ternyata Beliau
tidak bisa tidur dan hanya istirahat sebentar terus kami keburu datang.
Tiba-tiba Kak Parmik yang dulu pernah ke Tuban menyusul ke rumah Mbah Darto.
Kemudian setelah kami
berbincang tak lama kami karena niatnya ingin berpamitan. Kami berdua pamit
dengan Mbah Darto dan Kak Parmik. Ternyata kami tidak boleh pulang dulu di
suruh mampir ke Padepokan Sedulur Sikep Samin. Waduh, jadi bingung karena
sedikit di paksa dan katanya kapan lagi mumpung kesini ya harus mampir. Saya
tanya ke Mas Alief bagaimana responnya juga terserah. Saya juga bingung
bagaimana nanti pulangnya kalau terlalu sore bisa repot.
Akhirnya dengan berbagai
pertimbangan kami memutuskan, iya tidak apa apa mampir ke Padepokan Samin,
Namun jangan lama-lama ya. Semua bersepakat karena jarak dari Randublatung juga
jaraknya lumayan. Ternyata Mbah Darto juga ikut karena sudah lama juga tidak
kesana. Saya dan Mas Alief boncengan dan Kak Parmik sama Mbah darto. Menyusuri hutan
jati yang sangat lebat. Menikmati suasana alam dan jalan yang berbelok belok
melihat agak sedikit seram juga, bagaimana kalau malam malam lewat sini
penerangan yang minim dan jauh pula dari pemukiman.
Selang sekitar setengah jam, memasuki gapura Pendopo Sedulur
Sikep Samin. Saya memarkir sepedah, benar adanya pemandangan pertama saya lihat
ada sebuah Pendopo dan foto-foto yang pernah berkunjung kesini dan ada banyak
bacaan informasi mengenai samin. Samin ternyata bukanlah sebuah suku namun
sebuah ajaran. Samin di ambil dari kata sami-sami, artinya sama-sama kita hidup
di dunia ini sama tidak ada perbedaan antara pejabat dengan rakyat, kaya dan
miskin juga sama dan sebagainya.
Kak Parmik dan Mbah Darto
masuk ke sebuah rumah sederhana dan saya bersalaman dengan yang ada di rumah.
Kami semua di persilahkan masuk dan duduk. Mulai perbicangan antara Mbah Darto
dan Mbah Lasiyo, Beliau menurut penuturan Mbah Darto keturunan dari Samin,
entah saya juga belum tahu persis karena pertama kali juga mampir kesini. Saya
dan Mas Alief duduk terdiam dan memperhatikan sekitar ada sebuah patung yang
berpakaian adat. Sungguh luar biasa, melihat-melihat di sekitar ada banyak
sekali foto foto yang pernah berkunjung kesini. Sempat kaget, ternyata Bapak
Presiden Joko Widodo pernah berkunjung
kesini. Pak Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah juga dan banyak lain yang
pernah belajar di Sedulur Sikep Samin ini.
Setelah saking asyiknya
mendengarkan hingga lupa tidak meminum hidangan teh. Karena biasanyakan kalau di daerah Tuban nunggu di
persilahkan ternyata disini adatnya berbeda. Dalam penuturan beliau kalau
disini berbeda kalau sudah di suguhkan ya silahkan di minum dan kalau tidak
habis jika besok kesini lagi ya yang di suguhkan juga segitu. Apa lagi tidak di
minum ya tambah besoknya tidak di beri suguhan, begitu lah kurang lebihnya.
sempat heran dan berkahnya bersilaturohim bermain ke daerah-daerah untuk
mengetahui uniknya Indonesia.
Waktu sudah mulai siang,
kami sudah harus berpamit pulang karena masih melanjutkan perjalanan dan kami
memutuskan untuk pamit pulang sudah di beri banyak ilmu dan wejangan tentang
hidup.
Kami berdua juga berpamitan
juga dengan Mbah Darto dan Kak Parmik sudah menyempatkan waktunya untuk menemani
perjalanan ketika di Blora. Dan kami melanjutkan perjalanan pulang dengan hati
dan keadaan yang sangat senang karena banyak hal dua hari berada di
Randublatung Blora. Perjalanan ke Tuban Alhamdulillah lancar dan kami berdua
tiba di Jenu hampir Maghrib dengan selamat. Alhamdulillah
Nantikan Jejak Langkah dan
cerita kami dalam berpetualangan ya kawan.
17 Juli 2018, Blora
Posting Komentar
Posting Komentar