-->

Ads 720 x 90

Tidak terduga, di ajak mampir ke Pendopo Sedulur Sikep Samin Karangpace Blora - JEJAK PUTU LANANG


Bersilaturohim dengan Mbah Lasiyo dari Samin ( Dok. Fasta )  

Tidak terduga, di ajak mampir ke Pendopo Sedulur Sikep Samin Karangpace Blora

JEJAK LANGKAH - Hari sudah mulai pagi, suara adzan shubuh berkumandang. Tak terasa hari sudah pagi saking serunya setelah tadi malam berbincang mendengarkan petuah dengan Mbah Darto, di lanjut berbincang di kediaman Kak Joko Parto. Banyak hal yang menarik ketika kami berdua berkunjung di Kecamatan Randublatung Kab. Blora.
Pagi setelah sholat shubuh dan ngobrol  di temani teh hangat. Alhamdulillah mendapat rejeki hidangan makan pagi. Memang inilah berkahnya silaturohim. Setelah bersantap makan. Karena Kak Joko aktifitas paginya sehari-hari mengajar di SD jadi kami memutuskan berdua setelah bersih diri berpamitan pulang.

Aktifitas masyarakat pagi hari sudah mulai kami menyusuri jalan menuju ke rumah Mbah Darto kembali untuk memohon ijin pamit kembali ke Tuban. Waktu terlalu pagi mumpung masih disini kami menyusuri jalan dan berkeliling melihat aktifitas dan tempat-tempat di Randublatung. Setelah rasa cukup berkeliling kami kembali pamit ke rumah Mbah Darto.

Ternyata Mbah Darto baru bangun tidur, kami berdua jadi ndak enak karena tadi malam ternyata Beliau tidak bisa tidur dan hanya istirahat sebentar terus kami keburu datang. Tiba-tiba Kak Parmik yang dulu pernah ke Tuban menyusul ke rumah Mbah Darto.

Kemudian setelah kami berbincang tak lama kami karena niatnya ingin berpamitan. Kami berdua pamit dengan Mbah Darto dan Kak Parmik. Ternyata kami tidak boleh pulang dulu di suruh mampir ke Padepokan Sedulur Sikep Samin. Waduh, jadi bingung karena sedikit di paksa dan katanya kapan lagi mumpung kesini ya harus mampir. Saya tanya ke Mas Alief bagaimana responnya juga terserah. Saya juga bingung bagaimana nanti pulangnya kalau terlalu sore bisa repot.

Akhirnya dengan berbagai pertimbangan kami memutuskan, iya tidak apa apa mampir ke Padepokan Samin, Namun jangan lama-lama ya. Semua bersepakat karena jarak dari Randublatung juga jaraknya lumayan. Ternyata Mbah Darto juga ikut karena sudah lama juga tidak kesana. Saya dan Mas Alief boncengan dan Kak Parmik sama Mbah darto. Menyusuri hutan jati yang sangat lebat. Menikmati suasana alam dan jalan yang berbelok belok melihat agak sedikit seram juga, bagaimana kalau malam malam lewat sini penerangan yang minim dan jauh pula dari pemukiman.

Selang sekitar  setengah jam, memasuki gapura Pendopo Sedulur Sikep Samin. Saya memarkir sepedah, benar adanya pemandangan pertama saya lihat ada sebuah Pendopo dan foto-foto yang pernah berkunjung kesini dan ada banyak bacaan informasi mengenai samin. Samin ternyata bukanlah sebuah suku namun sebuah ajaran. Samin di ambil dari kata sami-sami, artinya sama-sama kita hidup di dunia ini sama tidak ada perbedaan antara pejabat dengan rakyat, kaya dan miskin juga sama  dan sebagainya.

Kak Parmik dan Mbah Darto masuk ke sebuah rumah sederhana dan saya bersalaman dengan yang ada di rumah. Kami semua di persilahkan masuk dan duduk. Mulai perbicangan antara Mbah Darto dan Mbah Lasiyo, Beliau menurut penuturan Mbah Darto keturunan dari Samin, entah saya juga belum tahu persis karena pertama kali juga mampir kesini. Saya dan Mas Alief duduk terdiam dan memperhatikan sekitar ada sebuah patung yang berpakaian adat. Sungguh luar biasa, melihat-melihat di sekitar ada banyak sekali foto foto yang pernah berkunjung kesini. Sempat kaget, ternyata Bapak Presiden Joko Widodo  pernah berkunjung kesini. Pak Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah juga dan banyak lain yang pernah belajar di Sedulur Sikep Samin ini.

Setelah saking asyiknya mendengarkan hingga lupa tidak meminum hidangan teh. Karena  biasanyakan kalau di daerah Tuban nunggu di persilahkan ternyata disini adatnya berbeda. Dalam penuturan beliau kalau disini berbeda kalau sudah di suguhkan ya silahkan di minum dan kalau tidak habis jika besok kesini lagi ya yang di suguhkan juga segitu. Apa lagi tidak di minum ya tambah besoknya tidak di beri suguhan, begitu lah kurang lebihnya. sempat heran dan berkahnya bersilaturohim bermain ke daerah-daerah untuk mengetahui uniknya Indonesia.

Waktu sudah mulai siang, kami sudah harus berpamit pulang karena masih melanjutkan perjalanan dan kami memutuskan untuk pamit pulang sudah di beri banyak ilmu dan wejangan tentang hidup.

Kami berdua juga berpamitan juga dengan Mbah Darto dan Kak Parmik sudah menyempatkan waktunya untuk menemani perjalanan ketika di Blora. Dan kami melanjutkan perjalanan pulang dengan hati dan keadaan yang sangat senang karena banyak hal dua hari berada di Randublatung Blora. Perjalanan ke Tuban Alhamdulillah lancar dan kami berdua tiba di Jenu hampir Maghrib dengan selamat. Alhamdulillah

Nantikan Jejak Langkah dan cerita kami dalam berpetualangan ya kawan. 

17 Juli 2018, Blora
di Depan Pendopo Sedulur Sikep Samin Karangpace Blora 


Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter